Model Pembelajaran Agar Mahasiswa
Menjadi Ilmuwan Professional Berkarakter
Siaga Bencana
Badruli Martati, dkk *)
abstrak
Memperhatikan pentingnya membangun karakter
demokratis, khususnya kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara,
menjadi hal yang penting bagi mahasiswa untuk memiliki karakter siaga bencana.
Karena dengan berkarakter sadar bencana dapat diartikan mahasiswa telah menjadi
agen perubahan bagi dirinya sendiri maupun masyarakat dalam upaya mengurangi
resiko bencana.
Bab 1. Pendahuluan
1.1 Latar belakang masalah
Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaan (PKn) dengan bobot
3 sks, adalah gabungan dari Mata
kuliah Pendidikan Pancasila 2 sks dan Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan 2 sks. Pengurangan
bobot (1 sks) pada mata kuliah
tersebut, dengan tidak mengurangi esensi dari Pendidikan Kewarganegaraan
itu sendiri. Oleh karena itu Mata kuliah PKn di FKIP UMSurabaya, terjadwal pada semester gasal dan semester genap, kondisi
ini membantu peneliti untuk dapat melakukan kegiatan secara fleksibel.
Selain itu,
peneliti adalah dosen pengampu mata kuliah PKn sejak tahun 1996 sehingga perubahan dan perkembangan PKn dapat diikuti secara signifikan. PP
No. 19/2005 pasal 9 ayat (2) menyebutkan ”Kurikulum tingkat satuan pendidikan
tinggi wajib memuat mata kuliah Pendidikan Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris”. SK. Dirjen Dikti No.43/2006
pasal 3 ayat (1) Standar Kompetensi
kelompok MPK yang wajib dikuasai
mahasiswa meliputi pengetahuan tentang nilai-nilai agama, budaya, dan
kewarganegaraan dan mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan
sehari-hari; memiliki kepribadian yang mantap, berpikir kritis, bersikap
rasional, etis, estetis, dan dinamis, berpandangan luas, dan bersikap
demokratis yang berkeadaban. SK. 43/2006 pasal 3 ayat (2) b menyebutkan
Kompetensi Dasar matakuliah PKn sebagai berikut: ”menjadi ilmuwan dan
profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis yang
berkeadaban, menjadi warga negara yang memiliki daya saing, berdisiplin, dan
berpartisipasi secara aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan
sistem nilai Pancasila”.
Kompentensi dasar mahasiwa yang diharapkan tidak lepas dari tujuan membangun karakter
bangsa antara lain karakter demokratis. Dalam tinjauan PKn, seseorang yang
memiliki karakter demokratis dapat dimaknai sebagai seorang warga negara yang memiliki kesadaran akan hak dan kewajiban dalam
kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara serta dengan rela hati mengimplemetasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
Terkait dengan penelitian ini, melalui pembelajaran
siaga bencana diharapkan mahasiswa sebagai warga negara memiliki karakter siaga
bencana. Hal ini sejalan dengan tugas masyarakat untuk memiliki kesadaran pada saat : a) prabencana,
b) saat tanggap bencana, dan c) pascabencana, sebagaimana tercantum dalam pasal
26 UU No.24/2007 ayat (1). Adapun tugas
pemerintah dalam penanggulangan bencana tertuang pada UU No.24/2007 pasal 13,
Badan Nasional Penggulangan Bencana (BNPB), mempunyai fungsi untuk
pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu, dan menyeluruh.
Memperhatikan
pentingnya membangun karakter demokratis, khususnya kesadaran akan hak dan
kewajiban sebagai warga negara, menjadi hal yang penting bagi mahasiswa untuk
memiliki karakter siaga bencana. Karena dengan berkarakter sadar bencana dapat
diartikan mahasiswa telah menjadi agen perubahan bagi dirinya sendiri maupun
masyarakat dalam upaya mengurangi resiko bencana. Namun pengembangan karakter tersebut tidak dimaksudkan
sebagai mata kuliah tersendiri tetapi terintegrasi, sehingga sangat relevan sekali pembelajaran siaga
bencana diintegrasikan dalam Mata kuliah PKn.
1.2. Tujuan penelitian
Tujuan khusus
dari penelitian ini pertama, untuk mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam Mata kuliah PKn
yang relevan dengan
karakter siaga bencana bagi mahasiswa dalam rangka pendidikan
demokrasi; kedua, menganalisis
standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam Mata kuliah PKn yang relevan
dengan karakter siaga bencana bagi mahasiswa dalam rangka
pendidikan demokrasi, dan ketiga menghasilkan perangkat pembelajaran PKn
berbasis karakter siaga bencana bagi mahasiswa dalam rangka
pendidikan demokrasi.
1.3. Pentingya penelitian
o Menjadikan mahasiswa ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis yang berkeadaban, menjadi warga
negara yang memiliki daya saing, berdisiplin, dan berpartisipasi secara aktif
dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila
o Upaya
pembinaan nilai-nilai, semangat dan karakter kebangsaan yang diarahkan pada meningkatnya kesadaran berbangsa dan
bernegara, kecintaan kepada tanah air, keyakinan pada Pancasila, kerelaan
berkorban demi negara dan kesiapan awal bela negara.
o Upaya
penyadaran warganegara akan hak dan kewajiban, khususnya karakter siaga
bencana dalam rangka pembelaan negara
sebagai pencerminan kehidupan berbangsa yang menjamin hak-hak warganegara untuk hidup setara, adil,
aman, damai dan sejahtera.
Bab 2. Pembahasan
2.1. Pendidikan Kewarganegaan
Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) dalam Konteks Pendidikan Nasional berfungsi
”Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Tujuan Pendidikan
Nasional adalah: ”...untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis dan
bertanggung jawab”. (Ps 3 UU No.20/2003).
Tujuan
pendidikan nasional tersebut dijabarkan dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar untuk menjadi ilmuwan dan
profesional yang baik dan bertanggung jawab. Memperhatikan dan mencermati
tujuan PKn tersebut, peneliti menyusun silabus dan rencana pembelajaran dan
mengintegrasikan karakter siaga bencana pada pokok bahasan Hak Asasi Manusia
(HAM).
HAM
adalah hak dasar (asasi) yang dimiliki dan melekat
pada manusia karena kedudukannya sebagai manusia. Tanpa adanya hak tersebut,
manusia akan kehilangan harkat dan martabatnya sebagai manusia. HAM dibawa
sejak lahir sebagai anugerah Tuhan YME, bukan pemberian manusia atau penguasa.
Hak ini sifatnya sangat mendasar bagi hidup dan kehidupan manusia, serta
bersifat kodrati, yakni ia tidak bisa terlepas dari dan dalam kehidupan manusia
sebagai penyandang dari hak tersebut (Chamin, dkk:371). Sebagai mahasiswa sudah
seharusnya mampu memahami dan menempatkan Hak Asasi
Manusia secara benar.
Dalam memahami Hak Asasi Manusia, manusia
cenderung berpikir hak dan seringkali melupakan kewajiban dan/atau hak orang
lain. Untuk itu beberapa intrumen Hak
Asasi Manusia telah diadakan di
Indonesia, yaitu: 1) UUD 1945; 2) Tap MPR RI No. XVII/MPR/1998; 3). UU RI No. 39/1999; 4). UU RI No.26/2000; 5). UU RI No.40/2008; 6). UU RI
No.23/2002; 7). UU RI No. 24/2007; 8). PP RI No.2/2002; 9).PP RI No.3/2002;10).Kepres
RI No.50/1993;11). PP RI no. 65/2005; 12) Kepres RI No.77/2003. Setelah mendapatkan
informasi instrumen pelaksanan Hak Asasi
Manusia di Indonesia, diharapkan mahasiswa mampu menganalisis pelaksanaan Hak
Asasi Manusia di Indonesia. Untuk selanjutnya mampu memberikan konstribusi secara
proporsional dalam pelaksanaan Hak Asasi Manusia dalam kehidupan sehari-hari.
2.2. Karakter Siaga bencana
Upaya pembinaan karakter dapat diaplikasikan di sekolah mulai anak usia dini hingga perguruan tinggi.
Pendidikan karakter di sekolah dapat mengacu pada Pusat Kurikulum (Puskur)
Kemendiknas. Puskur telah melakukan upaya dengan mengidentifikasi 18 (delapan
belas) nilai karakter yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya dan tujuan
pendidikan nasional. Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai perilaku
(karakter) kepada peserta didik yang
meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan
nilai-nilai baik terhadap Allah SWT, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun
kebangsaan sehingga menjadi insan takwa (kamil).
Karakter siaga bencana dapat diartikan
sebagai perilaku yang memiliki kesiapsiagaan menghadapi bencana. Bencana bisa
menimpa siapa saja, meski tidak seorang pun yang ingin medapat bencana. Sebagai
contoh: gunung meletus adalah bencana
alam yang tidak dapat dicegah oleh manusia, hal tersebut menunjukkan betapa tidak
berdayanya manusia. Ketidak berdayaan
manusia, seharusnya disikapi dengan cara penyerahan diri yang mutlak kepada Allah
SWT. Sikap penyerahan diri, bukan berarti manusia hanya berdiam diri dalam
menghadapi bencana. Namun, upaya pencegahan terhadap bencana harus
dilakukan secara maksimal, dengan
meningkatkan kepedulian kepada alam
melalui pendidikan.
Bab 3. Penutup
3.1 Simpulan
Mata Kuliah PKn memiliki tujuan,
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang relevan dengan pembangunan
karakter bangsa yang dicanangkan oleh Puskur. Sejalan dengan pembangunan
karakter bangsa tersebut, karakter demokratis
dapat diajarkan dalam pokok bahasaan HAM dan sub pokok bahasan siaga
bencana. Pembelajaran siaga bencana tidak terlepas dari hak dan kewajiban
sebagai warga Negara, dimana hak dan
kewajiban merupakan elemen dari hak asasi manusia sebagai perwujudan sikap
demokratis.
Penelitian
awal melalui need asessmen pada kebutuhan mahasiswa, sebanyak 100%
responden menyatakan membutuhkan pembelajaran siaga bencana. Kebutuhan itu
timbul setelah disadari bahwa bencana ada
di sekitar kehidupan kita sehari-hari. Dengan menggunakan metode sosio
drama dalam rangka penghayatan mahasiswa
pada korban bencana atau memiliki empati pada korban bencana, dilaksanakan
pembelajaran dengan metode sosio drama.
3.2 Saran
Karakter siaga bencana sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia,
yang tinggal di daerah rawan bencana.
Pembangunan karakter tidak lepas dari grand disain pendidikan karakter di Indonesia. Oleh sebab itu
pembelajaran siaga bencana sangat penting sekali dilaksanakan di seluruh
Perguruan Tinggi melalui mata kuliah
PKn, sehingga mahasiswa dapat menjadi ilmuwan professional serta warga Negara yang baik dan bertanggung jawab.
*)
Dibiayai dengan hibah bersaing DP2 M Kemendiknas 2013
*) Badruli Martati, Ahmad Idris Adh, Misrin
Hariyadi, Nur Mukarrohmah; Dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya.
pendidikan karakter ( akhlaqul karimah ) tidak bisa ditawar qt aplikasikan dalam hidup keseharian diawali dari keluar yang kecil yaitu keluarga qt. yang paling efektif adalah melalui uswah.........
BalasHapus