PERTUNJUKAN DRAMA KURIKULUM 2013
Ratno Abidin
Komposisi syair atau
prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah
laku (akting) atau dialog yang dipentaskan, (KBBI V1.1). Drama merupakan salah
satu jenis karya sastra selain puisi dan prosa. Karya drama diciptakan
pengarang berdasarkan pikiran atau imajinasi, perasaan dan pengalaman hidupnya.
Drama sebagai karya sastra merupakan objek yang terikat pada pengarang,
realitas, dan penikmat. Drama berasal dari bahasa Yunani Dram yang
berarti gerak. (Wiyanto, 2007). Pementasan drama memang lebih kepada dialog dan
gerak-gerik para pemainnya di panggung. Penonton dapat menyaksikan secara
langsung peristiwa-peristiwa yang terjadi melalui gerak-gerik tokoh dan
percakapannya. Dalam drama ada beberapa tokoh penting antara lain antagonis dan
protagonis. Semua tokoh memeliki karakter yang berbeda-beda sesuai dengan peran
yang diberikan. Drama memiliki dua unsur
penting.
Unsur intrinsik dan
unsur ekstrisik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra
itu sendiri (Nurgiyantoro, 2002). Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya
sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan
dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik drama adalah unsur-unsur
yang (secara langsung) turut serta membangun cerita. Kepaduan antar berbagai
unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah drama berwujud. Atau sebaliknya,
jika dilihat dari sudut pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah yang akan
dijumpai jika kita membaca sebuah naskah drama. Termasuk dalam unsur intrinsik
drama adalah judul, tema, alur, perwatakan, dialog, petunjuk laku, latar,
amanat, bahasa dan interpretasi.
Unsur ekstrinsik drama Menurut (Tjahyono, 1985),
unsur ekstrinsik karya sastra adalah hal-hal yang berada di luar struktur karya
sastra, namun sangat mempengaruhi karya sastra tersebut. Unsur ekstrinsik pada
karya sastra merupakan wujud murni pesan yang ingin disampaikan pengarang pada
pembaca. Adapun unsur ekstrinsik dalam drama terdiri atas empat bagian, Nilai
Sosial-budaya, Nilai Moral, Nilai Agama/ religious, Nilai Ekonomi.
Akhir-akhir ini banyak
media di Indonesia memberitakan tentang perubahan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) ke kurikulum 2013. Ada yang pro dan kontra hal ini wajar.
Karena kurikulum di negara ini layaknya drama sering sekali gonta-ganti. Ada guyonan yang menarik ”ganti mentri ganti kurikulum”.
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran
yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan
pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam satu periode jenjang
pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan
dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan
tersebut. Lama waktu dalam
satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem
pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan
pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran
secara menyeluruh.
Berikut ini data perubahan kurikulum di
Indonesia.
NO
|
NAMA
MENTRI
|
KABINET
|
KURIKULUM
|
1
|
Soewandi
|
Sjahrir III
|
Rencana Pelajaran 1947
|
2
|
Wongsonegoro
|
Sukirman – Suwiryo
|
Rencana Pelajaran 1952
|
3
|
Sanusi Hardjadinata
|
Ampere II
|
Kurikulum 1968
|
4
|
Syarief Thayeb
|
Pembangunan II
|
Kurikulum 1975
|
5
|
Nugroho Notosusanto
|
Pembangunan IV
|
Kurikulum 1984 (CBAN)
|
6
|
Wardiman Djojonegoro
|
Pembangunan VI
|
Kurikulum 1994
|
7
|
Juwono Soedarsono
|
Reformasi Pembangunan
|
Suplemen Kurikulum 1999
|
8
|
Abdul Malik Fajar
|
Gotong Royong
|
Kurikulum 2004 (KBK)
|
9
|
Bambang Sudibyo
|
Indonesia Bersatu I
|
KTSP 2006
|
10
|
Mohmmad Nuh
|
Indonesia Bersatu II
|
Kurikulum 2013
|
(Alqolam,
edisi 05, Mei 2013)
1.
Rencana Pelajaran 1947
Kurikulum pertama yang lahir pada
masa kemerdekaan memakai istilah leer plan (dalam bahasa Belanda) artinya
rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Asas
pendidikan ditetapkan Pancasila. Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan
sekolah-sekolah pada 1950.
2. Rencana
Pelajaran Terurai 1952
Kurikulum
ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai
1952.
3.
Kurikulum 1968
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat
politis, mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde
Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968
menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan
Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9.
4.
Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada
tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi
adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu,” kata Drs.
Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas.
5.
Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski
mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini
juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa
ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan,
mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA) atau Student Active Leaming
(SAL).
6.
Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada
upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan
antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses,” kata
Mudjito menjelaskan.
7.
Kurikulum 2004
Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang mesti
dicapai siswa.
8.
KTSP 2006
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Pelajaran (KTSP) masih tersendat. Tinjauan dari segi
isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis
evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling
menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran
sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal
ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar
kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap
satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. (http://andibagus.blogspot.com)
9. Kurikulum
2013
Dinamika perkembangan pendidikan akan selalu berubah seiring dengan
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi di masyarakat. Untuk
mengikuti perkembangan pendidikan yang begitu cepat, pemerintah berusaha untuk
menyesuaikan perkembanan itu melalui perbaikan dan penyempurnaan kurikulum di
sekolah-sekolah. Pembenahan kurikulum baru tahun 2013 berbasis sains dan tidak
lagi banyak menghafal. Kurikulum untuk tingkat Sekolah Dasar akan mengalami
banyak perubahan dibanding tingkat SMP Dan SMA/SMK. Salah satu ciri kurikulum
2013 khususnya untuk anak SD bersifat Tematik Integratif. Sebagai wacana
berkaitan dengan pelaksanaan Kurikulum baru 2013 yang bersifat Tematik
Integratif khususnya anak SD, penulis tertarik menyegarkan ingatan kita kembali
mengenai pembelajaran Tematik.
Dari
data di atas kurikulum lanyaknya semua alur drama dari seorang
penulis skanario drama yaitu pemerinta yang berjudul meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia. Bertema kurikulum 2013, alurnya maju mundur karena tidak ada kejelasan tetang
persiapan kurikulum, pelatihan guru belum ada. Hanya sosialisasi yang belum
sempurna. konon katanya menurut M.
Nuh kurikulum 2013 akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2013.
Bahkan
median on line (http//.kompas.com) memberitakan pelaksanaan kurikulum 2013 bisa mundur. Karena anggaran
kurikulum 2013 belum disetujui oleh DPR. Menurut Direktur
Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid
Muhammad saat dimintai konfirmasi, pada hari kamis (16/5/2013), membenarkan
bahwa anggaran Kurikulum 2013 yang belum disetujui Komisi X karena ada
perubahan sasaran atau target sekolah dan siswa.
Inilah dampak dari persiapan
yang belum rampung, sosialisasi kurang maksimal, membuat kurikulum 2013 ini
seperti momok bagi siswa. Siswa ketakutan akan hadirnya kurikulum ini. Setiap
sekolah meraba-raba mempersiapkan kurikulum 2013. Ada beberapa sekolah unggulan
sudah membuka pendaftaran penerimaan siswa baru tahun ajaran 2013-2014 lebih
awal bertujuan untuk mensosalisasikan perubahan kurikum. Kesuksesan kurikulum 2013 terletak di
pemerinta sebagai sutradara dalam hal ini Mendikbut, para memain sekolah dan
siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar