Minggu, 10 November 2013

PERTUNJUKAN DRAMA KURIKULUM 2013



PERTUNJUKAN DRAMA KURIKULUM  2013
Ratno Abidin

Komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan, (KBBI V1.1). Drama merupakan salah satu jenis karya sastra selain puisi dan prosa. Karya drama diciptakan pengarang berdasarkan pikiran atau imajinasi, perasaan dan pengalaman hidupnya. Drama sebagai karya sastra merupakan objek yang terikat pada pengarang, realitas, dan penikmat. Drama berasal dari bahasa Yunani Dram yang berarti gerak. (Wiyanto, 2007). Pementasan drama memang lebih kepada dialog dan gerak-gerik para pemainnya di panggung. Penonton dapat menyaksikan secara langsung peristiwa-peristiwa yang terjadi melalui gerak-gerik tokoh dan percakapannya. Dalam drama ada beberapa tokoh penting antara lain antagonis dan protagonis. Semua tokoh memeliki karakter yang berbeda-beda sesuai dengan peran yang diberikan.  Drama memiliki dua unsur penting.
Unsur intrinsik dan unsur ekstrisik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri (Nurgiyantoro, 2002). Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik drama adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita. Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah drama berwujud. Atau sebaliknya, jika dilihat dari sudut  pembaca, unsur-unsur (cerita) inilah yang akan dijumpai jika kita membaca sebuah naskah drama. Termasuk dalam unsur intrinsik drama adalah judul, tema, alur, perwatakan, dialog, petunjuk laku, latar, amanat, bahasa dan interpretasi.
Unsur ekstrinsik drama Menurut  (Tjahyono, 1985), unsur ekstrinsik karya sastra adalah hal-hal yang berada di luar struktur karya sastra, namun sangat mempengaruhi karya sastra tersebut. Unsur ekstrinsik pada karya sastra merupakan wujud murni pesan yang ingin disampaikan pengarang pada pembaca. Adapun unsur ekstrinsik dalam drama terdiri atas empat bagian, Nilai Sosial-budaya, Nilai Moral, Nilai Agama/ religious, Nilai Ekonomi.
Akhir-akhir ini banyak media di Indonesia memberitakan tentang perubahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ke kurikulum 2013. Ada yang pro dan kontra hal ini wajar. Karena kurikulum di negara ini layaknya drama sering sekali gonta-ganti. Ada guyonan yang menarik ”ganti mentri ganti kurikulum”.
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut.             Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh. Berikut ini data perubahan kurikulum di Indonesia.

NO
NAMA MENTRI
KABINET
KURIKULUM
1
Soewandi
Sjahrir III
Rencana Pelajaran 1947
2
Wongsonegoro
Sukirman – Suwiryo
Rencana Pelajaran 1952
3
Sanusi Hardjadinata
Ampere II
Kurikulum 1968
4
Syarief Thayeb
Pembangunan II
Kurikulum 1975
5
Nugroho Notosusanto
Pembangunan IV
Kurikulum 1984 (CBAN)
6
Wardiman Djojonegoro
Pembangunan VI
Kurikulum 1994
7
Juwono Soedarsono
Reformasi Pembangunan
Suplemen Kurikulum 1999
8
Abdul Malik Fajar
Gotong Royong
Kurikulum 2004 (KBK)
9
Bambang Sudibyo
Indonesia Bersatu I
KTSP 2006
10
Mohmmad Nuh
Indonesia Bersatu II
Kurikulum 2013
(Alqolam, edisi 05, Mei 2013)

1.    Rencana Pelajaran 1947
            Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan (dalam bahasa Belanda) artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950.
2.      Rencana Pelajaran Terurai 1952
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952.
3.      Kurikulum 1968
            Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis, mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9.
4.      Kurikulum 1975
            Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas.
5.      Kurikulum 1984
            Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
6.      Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
            Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses,” kata Mudjito menjelaskan.
7.      Kurikulum 2004
            Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa.
8.      KTSP 2006
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pelajaran (KTSP) masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. (http://andibagus.blogspot.com)
9.      Kurikulum 2013
            Dinamika perkembangan pendidikan akan selalu berubah seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi di masyarakat. Untuk mengikuti perkembangan pendidikan yang begitu cepat, pemerintah berusaha untuk menyesuaikan perkembanan itu melalui perbaikan dan penyempurnaan kurikulum di sekolah-sekolah. Pembenahan kurikulum baru tahun 2013 berbasis sains dan tidak lagi banyak menghafal. Kurikulum untuk tingkat Sekolah Dasar akan mengalami banyak perubahan dibanding tingkat SMP Dan SMA/SMK. Salah satu ciri kurikulum 2013 khususnya untuk anak SD bersifat Tematik Integratif. Sebagai wacana berkaitan dengan pelaksanaan Kurikulum baru 2013 yang bersifat Tematik Integratif khususnya anak SD, penulis tertarik menyegarkan ingatan kita kembali mengenai pembelajaran Tematik.
            Dari data di atas kurikulum lanyaknya semua alur drama dari seorang penulis skanario drama yaitu pemerinta yang berjudul meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Bertema kurikulum 2013, alurnya  maju mundur karena tidak ada kejelasan tetang persiapan kurikulum, pelatihan guru belum ada. Hanya sosialisasi yang belum sempurna. konon katanya menurut M. Nuh kurikulum 2013 akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2013.
            Bahkan median on line (http//.kompas.com) memberitakan pelaksanaan kurikulum 2013 bisa mundur. Karena anggaran kurikulum 2013 belum disetujui oleh DPR. Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad saat dimintai konfirmasi, pada hari kamis (16/5/2013), membenarkan bahwa anggaran Kurikulum 2013 yang belum disetujui Komisi X karena ada perubahan sasaran atau target sekolah dan siswa.
            Inilah dampak dari persiapan yang belum rampung, sosialisasi kurang maksimal, membuat kurikulum 2013 ini seperti momok bagi siswa. Siswa ketakutan akan hadirnya kurikulum ini. Setiap sekolah meraba-raba mempersiapkan kurikulum 2013. Ada beberapa sekolah unggulan sudah membuka pendaftaran penerimaan siswa baru tahun ajaran 2013-2014 lebih awal bertujuan untuk mensosalisasikan perubahan kurikum. Kesuksesan kurikulum 2013 terletak di pemerinta sebagai sutradara dalam hal ini Mendikbut, para memain sekolah dan siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar